Selasa, 05 Juni 2012

Intemezzo : Deskripsi , Asal-Usul Dan Sejarah Nama Stadion Kanjuruhan



Stadion Kanjuruhan adalah sebuah stadion sepak bola yang terletak di Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Indonesia. Kapasitasnya berjumlah 40.210 tempat duduk. Stadion ini merupakan markas kesebelasan sepak bola asal daerah Malang, yakni Arema Indonesia.
Stadion Kanjuruhan dibangun sejak tahun 1997 dengan biaya lebih dari 35 milyar.
Pada tanggal 9 Juni 2004, stadion ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, saat pembukaan digelar pertandingan kompetisi Divisi Satu Liga Pertamina tahun 2004, antara Arema melawan PSS Sleman. Pertandingan berakhir untuk kemenangan Arema 1-0.

Asal Usul sejarah Stadion Kanjuruhan Malang, Indonesia

Stadion Kanjuruhan adalah stadion sepakbola yang terletak di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur atau sekitar 26 kilometer dari pusat kota Malang.
Stadion Kanjuruhan dibangun sejak tahun 1997 dengan biaya lebih dari 35 miliar.

Tanggal 9 Juni 2004, stadion ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri,
saat pembukaan digelar pertandingan kompetisi Divisi I Liga Pertamina Tahun 2004, antara Arema melawan PSS Sleman.
Pertandingan berakhir untuk kemenangan Arema 1-0.
Stadion ini merupakan kandang klub Arema Indonesia dalam melakukan pertandingan di Super Liga Indonesia yang memiliki kapasitas kurang lebih 35.000 penonton.
Klik dan dapatkan info about LOVE and LIVE
Data Asal Usul Sejarah Stadion Kanjuruhan Malang :
Kabupaten : Malang, Jawa Timur
Dibangun : Tahun 1997, Diresmikan 9 Juni 2004
Kandang : Arema Indonesia (Super Liga)
Kapasitas : 35.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : B

Asal-Usul Nama Stadion Kanjuruhan

Kanjuruhan merupakan nama sebuah kerajaan bercorak Hindu yang berdiri kokoh di Malang pada abad ke-6 Masehi. Bukti peninggalannya yaitu prasasti Dinoyo yang juga dikenali sebagai Batu Bersurat Dinoyo. Ia mengisahkan kerajaan di Malang, yang merupakan pusat aktifitas budaya dan politik pada tahun 760 hingga 1414. Prasasti Dinoyo ini dibuat pada masa pemerintahan Ken Arok (Raja Singosari - kerajaan bercorak Hindu-Budha di Malang). Prasasti ini ditulis dengan huruf Jawa kuno memakai bahasa Sansekerta dan masih bisa disaksikan di Museum Nasional Indonesia di Jl Medan Merdeka Barat 12 Jakarta Pusat

#Salamsatujiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar